Mind Mapping Novel "Hujan" Karya Tere Liye
Identifikasi Novel
Judul : Hujan
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Sampul oleh : Orkha Creative
Cetakan : Ke-duabelas
Tahun Terbit : Januari 2016
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal buku : 320 haman; 20 cm
Sinopsis
"Hujan"
Novel hujan ini berlatar Bumi pada tahun 2050. Berawal dari seorang gadis yang bernama Lail yang mendatangi sebuah pusat terapi saraf untu menghilangkan semua kenangan pahit dalam hidupnya dengan menggunakan sebuah teknologi canggih pada masa itu. Terapi dimulai dengan memindai peta seluruh saraf otak Lail dengan ditemani seorang fasilitator bernama Elijah. Lail harus menceritak kisahnya dengan menjawab pertanyaan Elijah. Terapi tersebut dilakukan di ruangan 4 x 4 m kubik yang terlihat didesain terlalu sederhana.
Lail adalah seorang remaja berusia 13 tahun yang ada tahun 2042 kehilangan kedua orang tuanya pada saat terjadinya gempa bumi yang dahsyat. Beruntunglah ada seorang anak laki-laki yang berusia 2 tahun lebih muda darinya bernama Esok yang menyelamatkannya. Esok un kehilangan 4 saudara kandungnya dan menyisakan ibunya yang mengalami kelumpuhan akibat gempa.
Kisah Esok dan Lail pun bermula setelah bencana terjadi. Mereka harus tinggal di pengungsian hingga kota bisa kembali pulih. Kota itu merupakan kota yang sangat maju dengan perkembangan teknologi canggih yang tersedia di kota itu, baik sebelum gempa terjadi maupun setelahnya. Pada saat itu kota kembali pulih dan pengungsian resmi ditutup, Lail dan Esok harus berpisah karena Esok diadopsi oleh Wali Kota dan Lail tinggal di Panti Sosial. Perpisahan inilah yang menggambarkan dua anak yang terpisah tetapi di masing-masing tempat, mereka menjalani kehidupannya dan mengejar mimpi-mimpinya.
Di Panti Sosial, Lail bertemu dengan Maryam yang merupakan teman satu kamarnya hingga suatu hari mereka bersahabat. Maryam adalah sosok seorang remaja yang memiliki selera humor, berjiwa sosial, dan teguh dalam mewujudkan impiannya. Persahabatan mereka digambarkan baik suka maupun duka. Mereka tidak hanya harus sekolah tetapi juga harus menjalani tugas-tugas mereka di Panti Sosial dan berhadapan dengan Ibu Panti yang bernama Ibu Suri yang terkenal tegas dan ketus tehadap anak- anak panti. Di panti inilah, Lail dan Maryam mengejar cita-citanya hingga mereka beranjak dewasa.
Pada suatu hari, Esok membawa Lail mengunjungi stadion. Kemudian dia menyampaikan kepada Lail bahwa sekitar satu minggu lagi akan diluncurkan kapal raksasa. Dan hanya sepuluh ribu orang yang terpilih secara acak yang dapat menumpangi kapal tersebut. Esok mendapatkan dua tiket. Wali Kota meminta Lail supaya bisa membujuk Esok agar salah satu tiket yang dimilikinya diberikan kepada anaknya yang bernama Claudia. Hingga pada jadwal keberangkatan kapal, Lail mendengar informasi dari Istri Wali Kota bahwa salah satu tiket dari Esok, diberikan kepada Claudia. Lail pun beranggapan bahwa Esok pergi bersama Claudia. Lail merasa hatinya seperti tercabik-cabik. Akan tetapi, Claudia sebernarnya tidak pergi bersama Esok melainkan dengan Ibunya Esok.
Lail langsung memutuskan untuk menghapus ingatannya tentang Esok. Maryam panik dan langsung menyusul Lail untuk menghentikan perbuatannya. Akan tetapi, sudah terlambat. Lail sudah memulai melakukan terapinya. Elijah menjelaskan sekali lagi kepada Lail bahwa melupakan bukan jadi masalahnya, tetapi menerima.
Akhirnya Lail selesai melakukan terapi tersebut. Ternyata, ingatan Lail tentang Esok dan Maryam tidak ikut terhapus. Melainkan menjadi benang biru yang menunjukkan kenangan yang menyenangkan. Semua kenangannya, dipeluk erat-erat oloh Lail ketika terapi terakhir dilakukan.
Satu bulan kemudian, Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari. Esok berjanji kepada Lail kalau dia tidak akan meninggalkan Lail lagi.
Unsur Intrinsik :
1. Tema
Didalam novel ini terdapat berbagai tema yaitu: tentang persahabatan, tentang cinta, tentang perpisahan, tentang melupakan, dan tentang hujan.
2. Tokoh
Lail : Seorang gadis yang pemberani dan memiliki jiwa sosial. Dia juga seorang gadis yang pintar dan berbakat.
Elijah : Seorang fasilitator yang menjalani tugasnya dengan jujur dan professional.
Esok/Soke Bahtera : Seorang ilmuwan muda yang paling terkemuka bahkan saat usianya baru tujuh belas tahun.
Marya : Seorang gadis yang memiliki selera humor, dan memiliki jiwa sosial.
Ibu Lail : Seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. Bahkan hingga akhir hidupnya, ia masih memberikan dukungan kepada Lail.
Ayah Lail : Seorang ayah yang sangat perhatian kepada anaknya.
Wali Kota : Seorang public figur dalam keluarganya.
Istri Wali Kota : Seorang ibu yang mengangga Lail sudah seperti anaknya sendiri.
Claudia : Mudah bergaul dengan orang lain dan tidak membeda-bedakan teman.
Ibu Suri : Seseorang yang memiliki watak tegas kepada anak-anak panti.
Penumpang Kapsul Kereta: Tidak mau menuruti instruksi dari petugas atau memiliki sikap keras kepala.
Ibu Esok : Sosok ibu yang selalu mengajarkan yang terbaik untuk anaknya.
Petugas Kereta : lebih mementingkan keselamatan penumpang daripada keselamatannya sendiri.
Marinir : Memberikan penyuluhan terhadap pengungsi yang berhasil selamat saat terjadinya gempa
Petugas Relawan : Tidak egois dalam bertindak, memikirkan keselamatan penduduk
* Pembawa Acara Televisi
* Narasumber Dalam Acara Televisi
3. Latar
Latar waktu
* Pagi :
Pagi hari, berita tentang penduduk yang kesepuluh miliar tersebar dimana-mana.
Letusan Gunung Merapi dan Gempa Bumi terjadi pada pagi hari disaat Lail sedang berangkat ke sekolah barunya.
Pagi ini pegunungan hijau dan lembah luas terhampar luas.
Di Pagi harinya, Esok mengajak Lail mengunjungi sebuah tempat.
* Siang
Pada jam makan siang, Lail dan Maryam dipanggil mendadak oleh Ibu Suri
Di siang harinya, diumumkanlah kelulusan Lail dan Maryam dari Sekolah Keperawatan.
* Sore
Baru kemarin sore dia menyaksikan sendiri ibunya jatuh ke lorong kereta gelap.
Di sore hari, Esok mengajak Lail ke toko kue ibunya.
Sorenya, dengan masih diliputi sukacita lulus dari sekolah, Lail dan Maryam tiba-tiba dipanggil ke kantor Ibu Suri.
* Malam
Malam pertama, Lail dan Esok menginap di rumah sakit yang merawat Ibu Esok.
Malam kedua, Lail dan Esok menginap ditempat pengungsian.
Malam hari, disaat hujan badai, Lail dan Maryam memberikan peringatan kepada penduduk Kota Hilir Sungai bahwa kota tersebut akan dituruni air bah.
Latar tempat
- Trotoar
- Stasiun kereta
- Kereta bawah tanah/kapsul kereta
- Ruangan 4 x 4 m kubik
- Taman kota
- Rumah Lail
- Toko kue
- Kolam air mancur Central Park
- Rumah Sakit
- Panti Sosial
- Sekolah Keperawatan
- Markas Organisasi Relawan
- Stadion sepak bola/tempat pengungsian nomor 2
- Tempat latihan relawan
- Lubang tangga darurat
- Sebuah kota yang memiliki teknologi yang canggih
Latar suasana
* Mengejutkan
Kereta kapsul berhenti secara mendadak karena adanya letusan Gunung Purba di belahan benua lain.
* Panik
Terjadinya gempa susulan di lorong kereta.
* Tragis
Ibu Lail jatuh ke dalam lorong kereta.
* Senang
Lail menerima telepon dari ayahnya.
Lail dan Marayam lulus tes yang dilakukan untuk menjadi seorang relawan.
* Sedih
Lail dan Esok berpisah sementara karena Esok akan diadopsi oleh seorang Wali Kota.
Lail mengira Esok pergi dengan kapal raksasa tersebut bersama Claudia.
* Bahagia
Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari
4. Alur
Alur novel ini yaitu alur maju mundur. Karena dimulai dengan keinginan Lail untuk menghapus memorinya tentang seseorang. Kemudian kembali kepada kisah Lail saat berusia 13 tahun.
5. Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga. Contohnya ; dia, ia, dan nama orang.
6. Gaya bahasa:
Lugas
7. Amanat:
* Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan sebelum semuanya jelas
* Ikhlaslah menerima semua takdir Allah
* Tolonglah dengan ikhlas orang orang yang membutuhkan bantuanmu
UNSUR EKSTRINSIK NOVEL "HUJAN" TERE LIYE
A. Latar belakang penulis
Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis berbahasa Indonesia. Dari beberapa informasi yang beredar di internet, nama aslinya adalah Darwis. Darwis lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di pedalaman Sumatera Selatan. Ia merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara yang berasal dari keluarga petani. Pendidikan sekolah dasarnya ia lalui di SDN 2 Kikim Timur Sumsel, setelah lulus ia melanjutkan ke SMPN 2 Kikim Timur Sumsel lalu mengenyam pendidikan menegah atas di SMUN 9 Bandar Lampung. Terakhir ia kuliah di fakultas ekonomi UI. C. Latar belakang social Novel Hujan dibuat Tere Liye berdasarkan kehidupan masa kuliahnya saat.
B. Nilai-nilai :
1. Politik : Ketika seorang pemimpin sudah membuat suatu keputusan, maka orang yang lebih tahu dari padanya tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah nya.
2. Sosial : Lail ( si penulis ) memiliki sikap sosial yang tinggi. Dia lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Walaupun yang dia lakukan berbahaya baginya, dia lebih mementingkan nyawa orang lain.
3. Budaya : Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini dan masa yang akan datang, seseorang tidak lagi memperhatikan hal-hal yang ada disekitarnya. Mereka lebih asyik bermain dengan teknologi tanpa memperhatikan berita dan hal yang terjadi disekitarnya.
4. Agama : Semaju apapun teknologi di muka bumi ini, tidak ada yang bisa mencegah kehendak Tuhan. Seperti gempa bumi yang sangat dahsyat pada saat itu, teknologi yang sudah sangat begitu canggih pada tahun 2042 tidak bisa untuk mencegahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar